2. Diet
Sebuah studi tahun 2015 mengaitkan makanan tertentu dengan peningkatan risiko jerawat.
Makanan ini termasuk diantaranya karbohidrat olahan, susu dan protein susu, lemak trans, lemak jenuh, stres, dan lainnya.
3. Fluktuasi Hormonal
Perubahan kadar hormon umumnya berkontribusi terhadap timbulnya jerawat selama masa pubertas. Hormon juga bisa memengaruhi kulit sepanjang masa dewasa, terutama pada wanita.
Banyak wanita yang rentan berjerawat saat atau sebelum menstruasi. Peningkatan kadar hormon tertentu mungkin menjadi penyebabnya.
Jerawat hormonal bisa muncul dalam bentuk jerawat di leher, payudara, dan wajah.
4. Obat-obatan
Beberapa obat, termasuk kortikotreroid, hormon tiroid, dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan jerawat. Jerawat akan hilang ketika seseorang berhenti menggunakan obat.
Penting untuk berbicara dengan dokter tentang alternatif dan risiko sebelum menghentikan penggunaan obat-obatan.
5. Praktik Menjaga Kebersihan
Dikutip HALLOBUNDA.CO dari situs The American Academy of Dermatology, kebersihan olahraga yang buruk dapat menyebabkan peningkatan timbulnya jerawat.
Keringat dapat menyumbat pori-pori, dan payudara cenderung mengeluarkan lebih banyak keringat dibandingkan bagian tubuh lainnya.
Segera mandi setelah berolahraga dan ganti pakaian yang berkeringat, termasuk bra, untuk mencegah bakteri terperangkap di dekat kulit.
6. Pakaian Ketat
Mengenakan pakaian yang terlalu ketat atau tidak menyerap keringat dapat meningkatkan risiko seseorang terkena jerawat. Selain itu, bahan yang mengiritasi kulit juga dapat memperparah jerawat.
Kulit yang tergores atau rusak sangat rentan. Selalu cuci bra dan kaos secara rutin untuk mencegah jerawat di payudara bertambah parah seperti dikutip dari laman Medical News Today.
Benarkah Jerawat di Payudara Menandakan Kanker?
Keberadaan jerawat di payudara memang tidaklah umum. Namun, jerawat tersebut memang bisa jadi pertanda kanker payudara.