hallobunda.co – Baru-baru ini sedang viral seorang bocah perempuan yang masih kecil meninggal dunia gegara batuk pertusis atau juga biasa disebut dengan batuk rejan.
Batuk pertusis atau batuk rejan merupakan infeksi pada sistem pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis.
Batuk pertusis biasanya akan menyerang bayi usia kurang dari 6 bulan yang tidak dilindungi oleh imunisasi.
Batuk rejan menyebabkan batuk parah yang biasanya mengeluarkan bunyi ketika anak mengambil napas.
Dikutip dari unggahan TikTok @thyna587, terlihat seorang ibu yang sangat sedih gegara kehilangan sang buah hatinya, yang diduga karena batuk pertusis.
Diketahui balita yang terkena batuk rejan tersebut bernama Natisya, sosok balita cantik dan imut yang harus tutup usia gegara batuk pertusis.
Terlihat dalam video tersebut, Natisya menangis saat sedang ditangani oleh dokter yang ingin menginfusnya.
Namun tak diketahui secara pasti, kisah selanjutnya dari Natisya yang harus berpulang ke pangkuan Sang Maha Kuasa.
Lebih lanjut, di Amerika Serikat, sebelum tersedia vaksin, batuk rejan memakan korban sekitar 9.000 orang setiap tahunnya.
Kini vaksin untuk batuk rejan telah menurunkan jumlah kematian menjadi kurang dari 20 tiap tahunnya, namun belakangan ini jumlah kasus pertusis kembali meningkat.
Batuk rejan merupakan kasus batuk yang serius dan bisa berakibat fatal jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Meski dapat dialami oleh semua golongan usia, kasus batuk ini banyak dialami oleh anak-anak mulai dari bayi hingga remaja.
Dikutip dari situs Mayo Clinic, kondisi ini dapat berlangsung selama 4-8 minggu, sehingga dikenal juga dengan batuk seratus hari.
Selain batuk berkepanjangan, pertusis juga disertai dengan tarikan napas berbunyi ngik-ngik.