hallobunda.co – Saat ini tengah ramai di media sosial terkait pemberitaan penggunaan pewarna alami merah karmin dengan menggunakan serangga cochineal.
Penggunaan pewarna alami merah carmyne atau karmin di industri makanan dan minuman merupakan hal yang umum.
Karmin yang dijadikan pewarna alami, terbuat dari serangga atau sejenis kutu daun bernama cochineal yang dihancurkan.
Diketahui penggunaan warna karmin untuk membuat makanan olahan menjadi lebih menarik.
Jika ditambahkan ke dalam beberapa jenis makanan seperti es krim, susu dan juga yoghurt.
Karmin juga digunakan untuk mewarnai produk perawatan tubuh seperti sampo dan lotion, serta make-up seperti eyeshadow.
Cara Mengolah Serangga Cochineal Sebagai Pewarna Alami
Pewarna merah karmin dibuat dari serangga cochineal, atau juga bisa disebut sebagai kutu daun yang menempel pada kaktus pir berduri atau genus opuntia.
Serangga jenis ini banyak ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan, saat ini Peru dikenal sebagai penghasil karmin terbesar di dunia, yang mencapai 70 ton per tahun.
Cochineal merupakan binatang yang mempunyai banyak persamaan dengan belalang dan darahnya tidak mengalir.
Diketahui tumbuhan kaktus digunakan sebagai sumber makanan serangga tersebut pada kelembaban dan nutrisi tanaman.
Untuk membuat pewarna karmin, pasangan cochineal diinduksikan pada kaktus, lalu serangga betina dibiarkan berkembang biak dan menjadi dewasa yang ditandai dengan bentuk tubuh membesar dan berisi.
Setelah itu, cochineal dipanen dengan cara disikat, dikeringkan dengan sinar matahari langsung, dan tak lupa juga ditampi untuk menghilangkan bulunya.
Cara mengolahnya untuk mengubahnya menjadi pewarna, cochineal dijemur hingga kering lalu dihancurkan dengan menggunakan mesin.
Setelah itu, jadilah serbuk berwarna merah tua cerah, untuk menonjolkan warna sesuai keinginan, biasanya ekstrak cochineal dicampur dengan larutan alkohol asam.
Untuk menonjolkan aspek warna yang diinginkan, biasanya ekstrak cochineal ini dicampur dengan larutan alkohol asam untuk lebih memunculkan warna.