HALLOBUNDA.CO – Baru-baru ini sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial, seorang anak yang baru berusia 13 tahun didiagnosis mengalami depresi.
Diketahui, kejadian anak yang didiagnosis depresi tersebut berada di Cirebon, Jawa Barat.
Anak yang berinisial ARP itu mengalami depresi usai ponselnya dijual oleh sang ibundanya.
4 Pelajaran yang Bisa Diambil Bunda Dari Kasus Anak Depresi Itu
Berikut ada beberapa pelajaran yang bisa Bunda atau Ayah ambil dalam kasus yang ada di atas, di antaranya:
1. Pentingnya Komunikasi Dua Arah dengan si Kecil
2. Hargai Perasaan dan Diri si Kecil Secara Individu
3. Meminta Maaf Kepada si Kecil
Penting pula untuk meminta maaf kepada si Kecil dan jangan lupa untuk bangun kembali jika Bunda atau Ayah berbuat kesalahan.
4. Ajari si Kecil Cara Mengelola Emosi yang Produktif
Bunda juga perlu mengajari sang buah hati untuk mengelola emosi.
Mengelola emosi untuk tidak merugikan diri sendiri, orang lain, dan merusak barang-barang yang ada di sekitar.
6 Cara Merawat Anak Depresi
Berikut ada beberapa cara yang bisa Bunda dan Ayah praktekan untuk merawat sang buah hati yang mengalami depresi, di antaranya:
1. Jadilah Orang Tua yang Suportif
Dikutip HALLOBUNDA.CO situs Child Mind Institute, dalam merawat anak yang depresi, Anda perlu menjadi orangtua yang suportif.
Cobalah untuk membangun empati dan bayangkan jika Bunda berada di posisi sang anak.
Pahami apa yang dirasakannya, tetapi jangan membenarkan tindakan buruk yang ia lakukan.
Sampaikan bahwa Bunda khawatir bila ia melakukan hal-hal tersebut terus menerus.
2. Luangkan Waktu untuk Berbicara
Bila Bunda yakin ada masalah yang disembunyikan anak, luangkan waktu untuk mendekatinya dan cobalah berkomunikasi dengan anak saat sedang berdua saja dengannya.
Misalnya ajak anak bicara dari hati ke hati saat sedang berjalan-jalan atau mencuci piring bersama.
Ciptakan suasana yang nyaman agar si kecil mau membuka diri.
Hindari memaksa bila ia menolak untuk berbicara dan cobalah lagi di lain kesempatan.
3. Fokus Mendengarkan Dari Pada Memberi Ceramah
Beri ruang padanya untuk berbicara dan simaklah dengan baik. Tahanlah keinginan Bunda untuk langsung mengkritik anak.
Biarkan sang buah hati menyampaikan segala keluh kesahnya.
Jangan menyepelekan masalah depresinya, meskipun alasannya terdengar konyol bagi Bunda.
Hindari menghakimi, bahkan jika Bunda tidak setuju dengan pendapatnya.
4. Tetap Bersikap Lembut dan Bersabar
Mengungkapkan hal yang menggelisahkan hatinya merupakan hal yang berat bagi anak, terutama di usia yang beranjak remaja.
Oleh sebab itu, dalam merawat anak yang depresi, tetaplah bersikap lembut padanya.
Bersabarlah meskipun mungkin anak sering berteriak dan meledak-ledak.
Pahamilah bahwa si Kecil sedang sulit mengendalikan emosinya saat ini dan upayakan untuk tetap memberikan kenyamanan padanya.
5. Hindari Mendikte si Kecil
Pada saat depresi, anak sebenarnya hanya ingin dimaklumi dan dipahami. Oleh sebab itu, dalam merawat anak yang depresi, hindari mendiktenya.
Itu hanya akan membuat ia semakin tertekan.
Ini karena bisa saja ia juga kecewa pada dirinya sendiri.
Mendikte dan mengkritiknya hanya akan membuat ia merasa semakin gagal.
Mendengarkan unek-uneknya tanpa menghakimi akan membuat ia memandang Bunda sebagai sahabat, tempat berpaling untuk curhat saat ia siap untuk berbicara lagi.
6. Sampaikan Kekhawatiran Bunda
Sering kali, niat baik dari orangtua disalahartikan sebagai kritikan daripada rasa peduli.
Oleh sebab itu, saat berbicara sampaikan bahwa Anda khawatir padanya.
Utarakan kekhawatiran Bunda dengan jelas dan ingin mencoba untuk memahami apa yang membuat anak stress, bukan sedang ingin mengoreksi.
Dengan begitu, anak akan merasa dimengerti dan dirangkul.***