Begini 4 Cara Ajarkan Bisnis Pada Anak Sejak Dini Agar Jadi Pengusaha Sukses

By Lafa Zidan Alfaini
Lakukan Sedini Mungkin Yuk Bunda! Begini 4 Cara Ajarkan Bisnis Pada Anak Agar Jadi Pengusaha Sukses

4 Cara Mengajarkan Bisnis Pada Anak

Cara Mengajarkan Bisnis Pada Anak
Cara Mengajarkan Bisnis Pada Anak

Setelah mengetahui pentingnya mengajarkan bisnis ke anak di pembahasan sebelumnya, mungkin Bunda akan tertarik untuk mengajarkannya kepada anak.

Maka sebaiknya Bunda dan Ayah ketahui terlebih dahulu cara mengajarkan berwirausaha ke anak yang baik dan benar.

Dikutip dari laman calendar.com, Berikut cara mengajarkan hal tersebut pada anak yang baik dan benar, simak bersama-sama yuk!

1. Ajarkan Cara Mengelola Uang

Cara mengajarkan kepada si Kecil yang pertama, yakni ajarkan cara mengelola uang.

Hal ini bisa saja menjadi bagian penting, karena pengetahuan ini jarang sekali diberikan di sekolah.

Baca Juga  Akibat HIV, Seorang Anak Dikucilkan di Kampung, Ternyata Begini 5 Cara Penularannya

Bunda dan Ayah selaku orang tua bisa mengajarkan hal ini ke anak, dengan cara memberi tahu secara perlahan dan memberikan contoh.

Beri tahu anak bagaimana cara membelanjakan uang yang telah diberikan, dan pancing agar anak bisa berhemat dan memanfaatkan uang tersebut untuk usaha.

Selain itu, orang tua juga bisa ajak anak ke bank untuk melakukan transaksi perbankan.

Dengan begitu, anak setidaknya tidak asing dengan bank dan memancing timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari anak, tentang cara melakukan transaksi di tempat tersebut.

Dari situ, biasanya akan timbul lagi beberapa pertanyaan dari anak, seputar cara uang berputar di kehidupan sehari-hari.

2. Latih Jiwa Kepemimpinan Anak

Selain mengajarkan anak cara mengelola uang, Bunda juga perlu melatih jiwa kepemimpinan sang buah hati.

Baca Juga  Kemeriahan Acara The Writers Book Festival 2023, Didatangi oleh Banyak Penulis Ternama

Cara ini sangat penting, lantaran seorang pengusaha nantinya adalah seorang pemimpin untuk bisnisnya.

Selaku orang tua bisa melatih kepemimpinan anak, dengan cara menjadikannya sebagai seorang pemimpin dalam aktivitas sehari-hari di keluarga.

Seperti misalnya, menjadi pemimpin piket mingguan di rumah.

Jika anak sudah dijadikan sebagai pemimpin piket, maka Bunda tetap harus menerima dengan baik perintah anak, apabila mendapat tugas mengepel lantai.