HALLOBUNDA.CO – Tak sedikit dari orang tua pastinya pernah membentak anaknya lantaran perilaku yang nakal.
Namun, cara membentak merupakan suatu hal yang salah dan tidak boleh dilakukan secara terus-menerus.
Menjadi orang tua merupakan tugas yang tidak mudah dan sering kali membuat Bunda dan Ayah kewalahan.
Oleh karena itu terkadang Bunda dan Ayah kelepasan membentak sang buah hati sampai-sampai berteriak dengan kencang.
Meski saat kondisi sudah mereda biasanya Bunda dan Ayah lantas meminta maaf, namun kondisi tersebut sudah terlanjur terekam di otak anak.
Bunda mungkin akan terlihat menurut setelah membentak atau meneriaki sang buah hati.
Namun, hal tersebut akan membuatnya menjadi pribadi yang tidak baik di masa yang akan datang.
5 Dampak Jangka Panjang Jika Membentak si Kecil
Dikutip HALLOBUNDA.CO dari situs Healtline, berikut ada beberapa dampak yang bisa sang buah hati rasakan jika Bunda atau Ayah membentak si Kecil, di antaranya:
1. Memperburuk Masalah Perilaku si Kecil
2. Mengubah Perkembangan Otak Anak
Berteriak dan teknik pengasuhan yang kasar lainnya dapat mengubah perkembangan otak sang buah hati.
Hal itu dikarenakan manusia akan memproses informasi dan kejadian negatif lebih cepat dan menyeluruh dibandingkan informasi dan kejadian baik.
Satu belajar membandingkan pemindaian MRI otak dari orang-orang yang memiliki riwayat pelecehan verbal oleh orang tua di masa kanak-kanak dengan pemindaian dari mereka yang tidak memiliki riwayat pelecehan verbal.
Mereka menemukan perbedaan fisik yang mencolok di bagian otak yang bertanggung jawab memproses suara dan bahasa.
3. Dapat Memicu Depresi
4. Berdampak pada Kesehatan Fisik
Pengalaman yang kita alami saat tumbuh dewasa membentuk kita dalam banyak hal, beberapa di antaranya bahkan mungkin tidak kita sadari.
Stres di masa kanak-kanak akibat orang tua yang melakukan kekerasan verbal dapat meningkatkan risiko anak mengalami masalah kesehatan tertentu saat dewasa.
Riset menyebutkan, mengalami stres saat kecil dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik.
5. Memicu Penyakit Kronis
Sebuah penelitian menemukan hubungan antara pengalaman masa kanak-kanak yang negatif, termasuk pelecehan verbal dan jenis pelecehan lainnya, dan perkembangan kondisi kronis yang menyakitkan di kemudian hari.
Kondisi tersebut termasuk radang sendi, sakit kepala parah, masalah punggung dan leher, dan nyeri kronis lainnya.***