Belum lama ini ramai kasus langka di mana seorang dokter melakukan operasi pengangkatan janin dari otak bayi berusia 1 tahun. Hal ini berawal ketika anak tersebut menunjukkan perkembangan keterampilan motorik yang tertunda dan lingkar kepalanya pun membesar.
Seperti diinformasikan detikHealth, kejadian itu terjadi di Cina. Anak itu diperiksakan ke dokter setelah menunjukkan keterlambatan tumbuh kembang. Setelah diperiksa ternyata lingkar kepalanya membesar karena terdapat penumpukan cairan di otak.
Kemudian terdeteksi bahwa ada janin di otak bayi tersebut. Dari kondisinya itu, dokter menduga ada kemungkinan janin terus tumbuh selama berbulan-bulan saat berada di dalam rahim.
Diketahui bahwa janin yang ada di kepala anak tersebut terdapat kolom tulang belakang dan dua tulang kaki. Janin yang cacat ini memiliki spina bifida atau kondisi sumsum tulang belakang terbuka.
Kondisi tersebut, yang disebut dengan fetus in fetu ini tergolong langka, hanya ada sekitar 200 kejadian yang pernah ditemukan. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa ini disebabkan oleh pemisahan yang tidak sempurna dari kembar identik, yang terbentuk ketika salah satu telur terbelah.
Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, namun ada yang menjelaskan bahwa kembaran yang sehat terhubung ke ibu melalui plasenta. Sementara yang lain menempel pada pembuluh darah si kembar.
Saat kembaran yang lebih besar tumbuh, yang lebih kecil terserap ke dalam perut mereka. Ilmuwan lain berpendapat bahwa itu terjadi sebagai akibat dari pembelahan sel yang terlambat.
Janin yang tidak dapat hidup dapat terus berkembang selama beberapa minggu dan bulan di dalam saudara kandungnya, bahkan membentuk organ, tulang, dan anggota tubuh.
Sementara itu, dokter yang menangani kondisi langka itu juga telah melakukan operasi pengangkatan janin dari otak anak tersebut dan berhasil mengeluarkannya. Kendati demikian, sampai saat ini dokter masih belum tahu persis bagaimana fenomena sangat langka itu bisa terjadi.
Adapun dalam laporan yang diterbitkan 12 Desember 2022 dalam jurnal Neurologi oleh American Academy of Neurology ini menyebutkan kasus ini adalah kembar diamniotik monokorionik yang cacat.
Saat bayi berada di dalam kandungan, mereka memiliki kantung ketuban untuk memberikan perlindungan saat mereka tumbuh. Mereka juga memiliki plasenta untuk menyediakan aliran darah dan nutrisi selama kehamilan. Bahkan ketika Bunda mengandung anak kembar, sebagian besar waktu mereka masing-masing memiliki kantung dan plasenta sendiri.
Subscribe to my channel
