hallobunda.co – Mungkin Bunda-bunda masih asing dengan istilah sensory seeker. Perlu diketahui, istilah ini perlu dipahami dengan baik bagi Bunda dan Ayah yang sedang mengasuh anak balita.
Biasanya anak yang terkena sensory seeker akan tidak bisa diam dan selalu mengganggu teman sebayanya.
Sang buah hati dengan gangguan sensory seeker sering juga selalu dikaitkan dengan penderita ADHD.
Namun, keduanya memiliki penyebab dan gejala yang cukup berbeda sekali. Dan sayangnya seringkali orang tua merasa malu dan memilih menghukumnya di rumah.
Dikutip dari situs Understood, gangguan tersebut sebenarnya tidak hanya terjadi kepada sang buah hati.
Semua kalangan usia bisa saja menderita gangguan sensory seeker lantaran penyakit ini dapat menyerang saraf sensorik di dalam tubuh.
Tetapi gangguan tersebut lebih banyak ditemukan pada anak-anak yang masih berusia dini. Gejalanya bisa bertambah parah dan akan mengganggu aktivitas sehari-hari jika tak segera ditangani.
Jaka dilihat dari unggahan Instagram @dr.chrissan_isan, dr. Chrissan menjelaskan jika sang buah hati yang mengalami sensory seeker akan suka dengan makanan yang kriuk.
“Banyak banget orang tua yang belum aware anaknya masuk ke tipe sensory seeker, anak-anak yang sensory seeker itu sering makannya itu kriuk-kriuk dan juga garing-garing,” ungkap Chrissan.
Tak hanya suka makan yang kriuk-kriuk dan juga garing-garing, ada juga yang suka memasukkan langsung seluruh makanannya dan juga suka ngemut makanan.
“Dan memasukkan atau menjejalkan seluruh makanan ke mulutnya sampai penuh, lalu diemut makanannya,” ujar dr. Chrissan.
Ada juga anak yang suka dengan makanan yang memiliki rasa yang kuat.
Kesannya, anak seperti tahan banting karena suka main kasar atau menabrakkan diri ke tembok, suka menggigit benda, dan sering teriak.
Subscribe to my channel
