hallobunda.co – Bunda pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya MPASI, memberikan hal tersebut merupakan salah satu momen yang dinantikan oleh orang tua, namun GTM pasti akan menghantui.
Bunda pasti memiliki tantangan tersendiri dalam proses pemberian MPASI pada si Kecil, yakni bisa saja sang buah hati melakukan gerakan tutup mulut atau GTM.
GTM merupakan istilah saat sang buah hati menutup rapat mulutnya dan bisa saja melepeh makanan yang sudah ada di dalam mulutnya.
Gerakan tutup mulut bisa saja terjadi lantaran sang buah hati gampang merasa jijik terhadap segala sesuatu.
Jadi seperti ini Bunda, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak alami gerakan tutup mulut, salah satunya adalah sensory processing disorder (SPD).
Dikutip dari situs Psychology Today, sensory processing disorder merupakan kondisi gangguan pada otak sehingga sang buah hati mengalami kesulitan dan menerima respons ke dalam indra peraba.
Sang buah hati yang mengalami GTM biasanya akan dihubungkan dengan sensory processing disorder sehingga kondisi anak jadi lebih hipersensitif.
Jika si Kecil alami hipersensitif bisa terlihat saat Bunda memberikan makanan yang keras akan dimuntahkan, dan berjalan jinjit saat jalan di area rumput atau pasir.
Lebih lanjut, sang buah hati yang tidak mau makan sama sekali merupakan kondisi yang kerap terjadi.
Kondisi tersebut sudah menjadi kondisi yang umum, ada kalanya Bunda dan Ayah tetap perlu waspada.
Gerakan tutup mulut bisa dialami oleh anak-anak di semua usia, bahkan balita juga bisa susah untuk makan.
Meski sering dianggap sebagai hal yang umum terjadi, kondisi sulit makan pada anak ini tidak selalu sama.
Ada beberapa anak dengan gerakan tutup mulut yang hanya memilih makanan yang mau sang buah hati makan.
Dirinya cenderung tidak mau makan makanan yang tidak sesuai dengan seleranya.
Pada kondisi ini, nafsu makan anak biasanya akan kembali saat disuguhkan makanan yang sang buah hati sukai atau ketika sudah merasa lapar.
Namun, ada juga anak yang tidak mau makan sama sekali, bahkan saat diberi makanan kesukaannya.
Kondisi tersebut bisa menandakan adanya masalah yang lebih serius pada sang buah hati, seperti penyakit atau gangguan kesehatan tertentu.
Ada hal yang normal bagi Ayah dan Bunda untuk merasa khawatir terhadap kondisi anak saat sedang sulit makan.
Apalagi kondisi ini akan berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembangnya. Namun hal ini tidak akan selalu berdampak buruk pada anak.
Dikutip dari situs Family Doctor, dengan menentukan makanan yang mereka suka dan tidak, anak sedang belajar untuk lebih mandiri terhadap si Kecil.
Pada umumnya, selama sang buah hati masih aktif bergerak dan berat badannya tetap naik secara normal, maka Bunda tidak perlu khawatir.
Pada kondisi ini, sang buah hati sedang belajar mengendalikan kehidupannya, yang salah satu aspeknya adalah kebiasaan makan.
Ayah dan Bunda bisa membantu sang buah hati dengan membiarkan mereka memilih makanan yang sedang ingin dimakan.
Ada beberapa cara untuk mengatasi GTM yang dilakukan oleh sang buah hati, maka dari itu simak sampai habis.
3 Cara Mengatasi GTM pada si Kecil
Berikut ada beberapa cara yang bisa Bunda atau Ayah praktikkan di rumah untuk mengatasi sang buah hati yang mengalami GTM, di antaranya:
1. Jangan Pernah Memarahi si Kecil untuk Makan
Meski sang buah hati tidak mau makan, sebaiknya Bunda tidak memarahinya, jika menangis atau marah, si Kecil menjadi lebih sulit untuk diajak makan.
Jadi sebaiknya, saat mengajak anak untuk makan, lakukan secara perlahan tanpa terlalu memberi tekanan pada anak.
2. Batasi Gangguan saat Makan
Saat sedang makan, akan lebih mudah bagi anak untuk mau menghabiskan makanannya jika tidak ada yang mengambil perhatiannya dari makanan.
Maka dari itu, sebaiknya hindari hal yang mengganggu konsentrasi anak saat makan, seperti smart phone atau menonton televisi.
Jika terlalu fokus pada hal lain, anak bisa kehilangan keinginannya untuk makan.
Sebaiknya, jadikan waktu makan sebagai cara untuk bisa menghabiskan waktu bersama dengan anak sambil berbincang.
3. Jangan Atur Waktu Makan dan Tidur Berdekatan
Sebaiknya, jangan mengatur jadwal makan berdekatan dengan waktu tidurnya, jika sudah mengantuk dan lelah.
Anak mungkin tidak akan tertarik untuk makan lantaran lebih memilih untuk langsung tidur, akibatnya sang buah hati bisa sering melewatkan waktu makan.***