...

Kasus Polio pada Anak Meningkat, Kenali Tanda-tandanya dengan Mudah

By editor
waspada-polio-pada-anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui postingan Instagram resminya mengungkapkan bahwa ada kemunculan kembali kasus polio pada anak. Hal ini ada berkaitan dengan ditemukan satu anak yang terserang polio di Aceh pada 10 November 2022. Walaupun hanya terdapat satu kasus, nanun kejadian tersebut menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia.

Polio merupakan penyakit yang bisa terdeteksi pada anak yang umumnya bisa jalan, tapi masih sering jatuh. Hal ini disebabkan virus polio yang menyerang saraf tulang belakang anak yang menyebabkan kaki anak lumpuh.  Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si lewat instagram live @idai_ig menjelaskan kasus polio yang muncul di Aceh bisa disebabkan rendahnya imunisasi polio.

“Imunisasi polio yang gak lengkap semnejak covid 19 yang berakibat banyak rumah sakit yang menangani pasien covid 19. Orang tua takut untuk membawa anak imunisasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Akibatnya kasus polio meningkat, salah satunya di Aceh,” ujarnya

Karena sudah dianggap sebagai KLB, kita harus mewaspadai dan mendeteksi sejak dini polio pada anak. Yuk simak penjelasan berikut ini.

Sekilas Tentang Polio

Polio merupakan penyakit yang disebabkan virus menular bernama polio. Polio mulai menjangkit manusia pada awal abad ke-20. Pada saat itu, polio merupakan penyakit yang paling ditakuti karena bisa melumpuhkan ratusan ribu anak tiap tahunnya. Sebenarnya polio dapat menyerang usia berapapun, namun penyakit polio  \sering menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penyebabnya imun dan tingkat kesadaran anak akan kebersihan masih rendah.

Polio dapat menyerang sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan kelumpuhan, sulit bernafas, dan yang paling fatal adalah kematian. Di Indonesia sendiri sudah mendapatkan sertifikat bebas polio pada tahun 2014. jenis virus polio tipe 2 dan 3 telah dieradikasi pada tahun 2019.

Tetapi kemunculan penyakit polio yang menjangkit seorang anak di Aceh membuat Kementrian Kesehatan menyatakan sebagai KLB. Terhambatnya imunisasi polio yang harus dilakukan anak selama pandemi covid 19 bisa menjadi penyebab munculnya kembali polio saat ini. Sebab Indonesia sebenarnya sudah bebas dari polio sejak tahun 2019. 

Penyebaran Polio

Umumnya polio dapat menyebar melalui kontak. Bisa kontak dengan feses atau kotoran atau orang yang telah terjangkit polio. Virus polio akan masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak di usus. Apalagi jika keadaan lingkungan ataupun sanitasi sekitar anak buruk. 

Tapi tak dapat disangkal bahwa polio juga dapat menyebar lewat udara atau droplet.  Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi

Tanda-Tanda Polio Pada Anak

Polio pada anak mempunyai masa inkubasi (mulai penyakit masuk ke dalam tubuh sampai timbulnya penyakit) sekitar 3-6 hari. Sedangkan kelumpuhan akan terjadi sekitar 7-21 hari. Sebagian besar anak yang terinfeksi polio tidak memiliki gejala atau gejala yang tidak dikenali. Namun, polio juga memiliki tanda-tanda awal sebagai berikut:

  • Demam
  • Muntah
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Nyeri tungkai
  • Leher terasa kaku

Untuk kasus polio yang lebih serius, ada beberapa gejala:

  • Kaki terkulai
  • Kesulitan bernapas atau menelan
  • Gangguan tidur
  • Massa otot tubuh menurun
  • Kelumpuhan

Pencegahan Polio pada Anak

Pencegahan polio bisa dilakukan melalui imunisasi dasar lengkap yang harus terpenuhi. Ada beberapa jenis vaksin polio pada anak, yaitu:

  1. Oral Polio Vaccine (OPV), untuk jenis vaksin ini aman.  efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang sehingga sangat efektif dalam menghentikan penularan virus. Vaksin ini diberikan secara oral. 
  2. Monovalent Oral Polio Vaccines (mOPV1 and mOPV3), Vaksin polio ini memberikan kekebalan hanya pada satu jenis dari tiga serotipe OPV, namun tidak memberikan perlindungan terhadap dua jenis lainnya. OPV Monovalen untuk virus Polio tipe 1 (mopV1) dan tipe 3 (mOPV3) dilisensikan lagi pada tahun 2005 dan akhirnya mendapatkan respon imun melawan serotipe yang lain.
  3. Bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV), setelah April 2016, Bivalen OPV hanya mengandung virus serotipe 1 dan 3 yang dilemahkan, dalam jumlah yang sama seperti pada vaksin trivalen. Bivalen OPV menghasilkan respons imun yang lebih baik terhadap jenis virus Polio tipe 1 dan 3 dibandingkan dengan OPV trivalen, namun tidak memberikan kekebalan terhadap serotipe 2.
  4. Inactivated Polio Vaccine (IPV), sebelum bulan April 2016, vaksin virus Polio Oral Trival (topV) adalah vaksin utama yang digunakan untuk imunisasi rutin terhadap virus Polio. tOPV terdiri dari campuran virus polio hidup dan dilemahkan dari ketiga serotipe tersebut. tOPV tidak mahal, efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang untuk ketiga serotipe virus Polio. 
waspada-polio-pada-anak
Imunisasi polio pada anak

Oleh sebab itu penting sekali untuk orang tua melengkapi vaksinasi sesuai usia anak. Jangan lupa juga untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Cari tahu efek samping dari vaksinasi yang bisa kita cegah dari sumber yang terpercaya. Waspadai penyakit yang berpotensi menjadi wabah. Karena polio termasuk virus yang mudah menular, tentu saja kita harus perhatikan keadaan lingkungan sekitar anak. 

Sekarang Bunda sudah tahu bahaya dan penanganan polio pada anak yang menjadi KLB saat . ini. Tentu saja polio sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Akibatnya anak yang lumpuh bisa meninggal karena kelumpuhan otot perpisahan.

Seraphinite AcceleratorOptimized by Seraphinite Accelerator
Turns on site high speed to be attractive for people and search engines.