Semua orang tua tentu berusaha memenuhi kebutuhan anaknya. Tidak terlepas dalam hal memberikan makanan. Apalagi saat anak sudah masuk balita, sudah bisa mengonsumsi makanan yang dimakan oleh keluarganya.
Kadang sebagian orang tua lupa untuk tetap mengontrol takaran yang boleh dimakan si Kecil sehingga mengakibatkan berat anak melebihi tinggi badan yang seharusnya. Kelebihan berat badan pada anak disebut dengan obesitas.
Berdasarkan dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8%, upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik. Ini adalah upaya yang sangat besar dan cukup sulit.
Dilansir di webmd obesitas merupakan berat badan anak sekitar 20% atau lebih, melebihi berat badan yang diharapkan untuk tinggi badan tertentu. Meskipun banyak orang tua mengira anak-anak mereka memang akan tumbuh seperti itu, jika sudah remaja akan turun dengan sendirinya. Tapi pada faktanya tidak demikian, anak-anak kelebihan berat badan tetap gemuk hingga remaja bahkan sampai dewasa.
Menurut Dokter Spesialis Anak Subspesialis Kesehatan Anak Nutrisi dan Penyakit Metabolik dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A, Subsp. N.P.M, bahwa anak usia 3 tahun idealnya memiliki berat badan 14 kilogram dan tinggi badan 95 sentimeter, yang umumnya membutuhkan 1.400 kilo kalori per hari.
Anak yang mengalami kelebihan berat badan sebenarnya sudah memiliki tanda-tanda dari sejak dini, seperti dikutip dari Endocrine Web, obesitas yang khas tidak hanya memiliki berat badan berlebihan, tetapi memiliki beberapa kondisi seperti sesak napas, kelelahan, meningkatnya keringat, nyeri sendi, dislokasi pinggul, memiliki akantosis nigrikans, yaitu kulit gelap seperti beludru di sekitar leher dan di area lain.
Obesitas pada anak sangat meresahkan karena kelebihan berat badan sering membuat anak-anak mulai mengalami masalah kesehatan yang pernah dianggap sebagai masalah orang dewasa seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Obesitas pada masa anak-anak juga dapat menyebabkan rendahnya harga diri, rentan di-bully dan depresi. Selain itu, obesitas dapat juga mengakibatkan pada:
1. Meningkatkan nilai atau kadar kolesterol sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat, menyebabkan gangguan penyakit jantung pada anak. Kondisi ini menyebabkan 20-30% anak-anak dengan obesitas akan mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Anak-anak obesitas sering memiliki gejala mengorok dalam tidur karena adanya penebalan jaringan lemak di dinding dada perut. Kondisi ini bisa mengganggu proses pergerakan dinding dada dan diafragma. Sehingga menyebabkan penurunan volume perut, dada dan menyebabkan beban kerja otot pernapasan jadi meningkat.
3. Anak yang mengalami obesitas rentan terserang kanker tertentu, termasuk kanker usus besar dan kanker payudara bagi yang perempuan.
Sangat penting bagi orang tua mengenali beberapa tanda dan akibat obesitas pada anak ,agar kondisi ini dapat segera diatasi. Jika anak terdiagnosis mengalami kelebihan berat badan, tidak ada salahnya lakukan perawatan yang tepat untuk menurunkan berat badan anak agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan yang mengancamnya.