Penyebab Bayi Cegukan

Anak-anak dan orang dewasa tidak memiliki kendali atas cegukan yang terjadi. Cegukan merupakan refleks yang terjadi saat diafragma menyebabkan pita suara terbuka dan tertutup dengan cepat.
Cegukan biasanya terjadi saat anak makan, minum, atau menghadapi kejadian yang membuatnya stres.
Menurut dokter anak dr.Kylie Liermann, DO, cegukan kemungkinan besar disebabkan oleh iritasi pada diafragma, otot di dasar paru-paru.
Terkadang, otot itu mulai kejang atau kram. Itu menyebabkan pita suara menutup, menciptakan “hik!”.
Tidak hanya itu, dr. Kylie juga menyebut bahwa cegukan bisa terjadi karena adanya peningkatan gas di perut.
“Kami tidak tahu persis mengapa, tetapi cegukan mungkin disebabkan oleh peningkatan gas di perut,” kata dr.Liermann, dikutip Health Essentials.
“Jika bayi makan berlebihan atau menelan udara saat makan, itu bisa menyebabkan perut mengembang dan bergesekan dengan diafragma, menghasilkan cegukan itu,” lanjutnya.
2 Manfaat Cegukan pada Bayi
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasi di Clinical Neurophysiology, mengungkap beberapa manfaat yang bisa didapatkan bayi ketika mereka cegukan, Bunda. Berikut ini deretannya:
1. Mengembangkan Koneksi Otak
Para peneliti menemukan bahwa kontraksi otot diafragma dari cegukan bisa membangkitkan respons di korteks otak, termasuk dua gelombang otak besar diikuti oleh yang ketiga.
Karena gelombang otak ketiga mirip dengan yang ditimbulkan oleh suara, otak bayi yang baru lahir mungkin bisa berhubungan dengan suara cegukan dengan rasa kontraksi otot diafragma.
Para peneliti mengatakan bahwa pemrosesan input multi-indera pascakelahiran penting untuk mengembangkan koneksi otak.
2. Tonggak Perkembangan Penting bagi Bayi
Bayi yang cegukan juga bisa menjadi tonggak perkembangan penting. Hal ini karena aktivitas yang dihasilkan dari cegukan dapat membantu otak untuk belajar memonitor otot-otot pernapasan anak.
“Sehingga pada akhirnya pernapasan dapat dikontrol secara sukarela dengan menggerakkan diafragma ke atas dan ke bawah,” kata penulis senior studi tersebut, dr.Lorenzo Fabrizi dari UCL Neuroscience.
“Saat kita lahir, sirkuit yang memproses sensasi tubuh belum sepenuhnya berkembang, sehingga pembentukan jaringan semacam itu merupakan tonggak perkembangan penting bagi bayi baru lahir,” sambungnya.