hallobunda.co – Autisme adalah gangguan perilaku dan interaksi sosial akibat kelainan perkembangan pada saraf otak.
Kondisi ini akan menyebabkan anak yang mengalaminya sulit untuk berinteraksi, berhubungan sosial, dan juga belajar dan beradaptasi terhadap hal baru.
Gejala yang biasanya muncul yaitu fokus yang intens pada satu jenis barang, tidak responsif, kurang memahami isyarat sosial, gerakan yang berulang, bisa melukai diri.
Tak hanya itu saja, autisme juga bisa disebut sebagai autism spectrum disorder (ASD).
Istilah spektrum sendiri mengacu pada gejala dan tingkat keparahan gejalanya yang berbeda-beda pada tiap anak yang mengalaminya.
Gangguan yang termasuk dalam ASD adalah sindrom Asperger, gangguan perkembangan pervasif, gangguan autistik, dan childhood disintegrative disorder.
Kondisi ini akan sering kali berkaitan juga dengan sindrom savant.
Pada autisme, yang terlambat adalah perkembangan komunikasi, anak seakan-akan memiliki dunianya sendiri, serta memiliki perilaku ganjil seperti mengulang gerakan.
Namun, yang jelas autisme tidak dapat menular dan bukan lah sebuah penyakit.
Dikutip dari situs Autism Research Institute, penyebabnya yakni bersifat genetik serta faktor lingkungan.
Jika ada salah satu anggota keluarga telah didiagnosa memiliki autisme, maka keluarga atau keturunan berikutnya memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalaminya juga.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, para pengidap akan terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia.
Jumlah penyintas autisme Indonesia diprediksi sekitar 2,4 juta orang dengan pertambahan 500 orang per tahunnya.
Angka ini cukup besar, apalagi masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenali dan memahami cara penanganan anak yang merupakan penyintas autisme.
Ciri-Ciri Autisme Pada si Kecil
Mengetahui ciri-ciri autisme pada anak sejak dini akan membantu anak mendapatkan penanganan yang tepat sehingga anak dapat memiliki hidup lebih baik dan mandiri.
Namun penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadi, misalnya kelainan genetik, riwayat dalam keluarga, dan kelahiran prematur.