Jadi sang buah hati bisa saja mengalami ruam-ruam pada kulitnya dan juga bengkak pada matanya.
Dalam beberapa kasus tertentu, alergi makanan seperti cokelat dapat menyebabkan lidah atau tenggorokan anak membengkak.
Jika demikian, anak harus segera mendapatkan bantuan medis, agar sang buah hati tidak mengalami alergi.
Selain alergi, ada kondisi kesehatan lain yang dapat muncul pada sang buah hati yang mengkonsumsi makanan tersebut.
Orang tua juga harus memperhatikan nilai gizi dalam kandungan cokelat, pasalnya yang diberikan ke bayi umumnya mengandung bahan gula tambahan.
Perlu diperhatikan, orang tua tidak seharusnya menambahkan cokelat ke dalam asupan makanan anak sehari-sehari. Hal ini berisiko membuat anak menjadi menolak makanan lainnya.
Bila anak diperkenalkan makanan manis sejak dini, takutnya akan menolak makanan lainnya. Jadi, anak mudah kenyang dan nutrisi lain tidak terpenuhi.
Bisa dikatakan, saat fase awal-awal MPASI orang tua harus cermat dalam memilih makanan yang diberikan ke anak.
Kapan Anak Boleh Memakan Cokelat?

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), AS, anak baru boleh makan cokelat pada usia 2 tahun.
Memang tidak ada panduan khusus tentang waktu yang tepat memberikan anak makan cokelat.
Namun, Anda bisa mempertimbangkan beberapa hal di atas, seperti alergi dan nutrisi seimbang untuk anak.
Ada seorang dokter juga menyarankan bahwa sang buah hati yang sudah dua tahun adalah usia ideal jika mau memberikan anak makan cokelat.
Disarankan cokelat dapat diberikan pada saat anak sudah usia dua tahun ke atas. Saat usia tersebut, pertumbuhan anak itu dalam periode emas.
Nutrisi yang baik akan mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Meski rasanya enak dan dijamin anak akan suka, sebaiknya jangan memberikan cokelat di bawah usia 1 tahun.
Untuk mengenalkan nikmatnya kudapan cokelat, tunggu sampai anak usia 2 atau 3 tahun.
Ada pula makanan yang tidak diperbolehkan oleh sang buah hati yang di bawah satu tahun.