hallobunda.co – Usai alami gempa beberapa orang tua lebih memilih menitipkan anak-anaknya di rumah saudara untuk sementara waktu.
Hal tersebut bertujuan demi menghindari peristiwa yang tak diinginkan, dan demi keamanan si Kecil dari gempa susulan nantinya.
Mempersiapkan diri untuk menghadapi gempa penting dilakukan, salah satunya dengan mengetahui apa yang harus dilakukan.
Dikutip dari website BMKG, baru-baru ini berdasarkan laporan telah terjadi gempa yang terjadi di Laut 86 Km Barat Daya Bantul, dengan kekuatan 6.4 Magnitudo.
Gempa tersebut dirasakan oleh masyarakat setempat pada Jumat (30/06/2023), pukul 19:57 WIB, namun tidak akan berpotensi tsunami.
Kendati demikian warga harus tetap hati-hati jika ada kemungkinan yang tak terduga.
Faktanya Indonesia terletak di antara 3 lempeng tektonik, yaitu lempeng eurasia, lempeng pasifik, dan lempeng Hindia-Australia.
Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia rentan terhadap berbagai bencana geologi, salah satunya gempa bumi.
Rangkaian gempa ternyata bisa meninggalkan jejak takut yang kemudian akan memicu trauma pada anak.
Apabila trauma tersebut dibiarkan berlarut-larut akan mempengaruhi mental anak di kemudian hari.
Jika sedang mengalami bencana tersebut, minta anak untuk tetap tenang dan tidak panik dengan sebelumnya menunjukan sikap tenang.
Anak-anak dari segala umur dengan mudah mengikuti tingkah laku orang tuanya saat terjadi bencana atau kondisi darurat.
Jika Bunda bersikap tenang, anak kemungkinan besar juga akan tenang.
Dikutip dari website Psychology Today, Michael Ungar, Ph.D., seorang terapis keluarga, mengungkapkan cara mengobati anak yang trauma dengan cara menemaninya.
Anak yang sedang sedih dan trauma lebih membutuhkan kasih sayang karena keberadaan orang tua yang menemani hari-harinya.
Sebaliknya, bila anak dipisahkan dengan orang tuanya, si Kecil akan merasa cemas dengan apa yang mungkin menimpa dirinya.
Jadi Bunda lebih baik menemani sang buah hati jika baru saja mengalami kejadian gempa.
Subscribe to my channel
